Rabu, 06 Februari 2013

Kreatif Menjalankan Usaha Sepatu Lukis



Iseng-iseng berhadiah…begitulah kalimat yang pertama kali keluar dari Indra Prihantoro (22) ketika ditanya tentang awal mulamembangun usaha sepatu lukisnya. Berawal dari keisengannya melukis sepatunya sendiri karena sudah tidak layak pakai kala itu, akhirnya kini bisa menjadi usaha yang bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah baginya. Bekerjasama dengan empat orang rekannya, Indra mengawali usaha sepatu lukisnya tersebut pada tahun 2007. Meskipun saat itu usaha sepatu lukis sudah marak di berbagai daerah, namun Indra mengatakan bahwa produknya berbeda dengan sepatu lukis yang lainnya. Hal itulah yang menjadikan usaha sepatu lukis tersebut mampu bertahan hingga saat ini.


Dengan mengusung nama Blablabla Art & Custom Clothing, Indra mengerjakan produksi sepatu lukisnya di rumahnya Badegan Bantul Yogyakarta. Meskipun saat ini hanya dibantu seorang rekannya, namun Indra tampak menikmati menjalankan usaha sepatu lukisnya tersebut. Sejak awal membangun usaha sepatu lukisnya tersebut, Blablabla sudah menggunakan media online dalam menjalankan usahanya. “Awal mula dulu kami menggunakan friendster, kemudian bergabung di salah satu portal komunitas, dan kini lebih enjoy menggunakan facebook,” kata Indra yang kini masih kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta.



Ide dalam melukis sepatu-sepatu tersebut diperoleh Indra dengan mengambil referensi dari luar negeri. Hal tersebut makin didukung denganbasic sekolahnya yang merupakan sekolah seni rupa. “Ketika melukis di sepatu, idenya mengalir spontan, namun juga tidak melenceng jauh dari desain awalnya”, imbuh Indra kepada tim liputan bisnisUKM (21/2). Saat ini, Blablabla Art & Custom Clothing memiliki 180 tipe sepatu lukis dari beragam ukuran dan jenis sepatu. Pengerjaan satu jenis sepatu tersebut juga termasuk cepat. Indra mengaku kalau dalam semalam dia bisa menyelesaikan 2 buah pesanan sepatu lukisnya tersebut.perkembangannya, naik turuntrend model dan minat akan sepatu lukis memang sering terjadi. Menurut Indra, beberapa tahun belakangan ini ‘pemain’ sepatu lukis sangat banyak bermunculan baik di Jogja maupun di kota-kota besar lainnya. Namun, trendyang tidak stabil tersebut menjadikan banyak pelaku usaha sepatu lukis yang akhirnya gulung tikar. “Untuk bisa bertahan diperlukan ide dan kreatifitas baru yang segar, sehingga konsumen kita yang rata-rata masih remaja akan bertahan dengan produk-produk tersebut”, lanjut Indra tentang strategi produksinya.

Dengan harga produknya yang berkisar Rp.80.000,00 s.d. Rp.150.000,00 per pasang, sampai saat ini Blablabla Art & Custom Clothing sudah menerimaorder hingga 581 pasang sepatu lukis. Selain memanfaatkan media onlinedalam proses pemasaran produknya, Indra juga aktif dalam berbagai pameran-pameran yang diselenggarakan di Jogja. Event-event sekolah dan kampus juga menjadi target market yang selama ini dilakoni oleh Indra dan kawan-kawan. Bahkan di tahun 2008 lalu, Indra sempat ‘menitipkan’ produk sepatu lukisnya di dua distro terkenal di Jogja. Namun kerjasama itu hanya berjalan sebulan karena berbagai pertimbangan yang ada. Dunia sepatu lukis diakui Indra sudah berkembang pada tahun 2003. Dan untuk menyikapi trend sepatu lukis yang kurang stabil tersebut, saat ini Indra dengan Blablabla Art & Custom Clothingnya berniat untuk melaunchingproduk terbaru mereka yaitu tas lukis. “Target kami bulan depan kita sudah bisa melaunching tas lukis tersebut ke konsumen,” terang Indra yang juga menekuni dunia fotografi tersebut.
 Selama menjalani usaha sepatu lukis tersebut, beberapa kendala yang pernah dialami antara lain lokasi produksi yang jauh dari pusat kota menjadi kesulitan sendiri bagi Blablabla Art & Custom Clothing dalam memasarkan produknya. Namun, dengan aktif melakukan pemasaran baik online maupun offline, Indra merasa yakin anekaproduk sepatu dan tas lukisnya masih tetap diminati masyarakat. Di akhir wawancara, Indra berpesan bagi kita yang ingin melihat karya-karyanya silakan search di facebook atas namanya sendiri ataupun nama usahanya Blablabla Art & Custom Clothing.

Tahapan Pembuatan Sepatu Lukis




Sepatu Lukis – P enggunaan sepatu lukis yang sempat booming di tahun 2010, kini telah berkurang namun bukan berarti hilang sama sekali, keberadaan sepatu lukis tetap mendapat tempatnya di beberapa penggunaan terbukti masih banyaknya permintaan akan sepatu lukis.

Sebernarnya sepatu lukis bisa kita buat sendiri, terlebih lagi untuk anda yang mahir akan seni  tentu akan semakin mahir dalam menghasilkan sepatu lukis ini,
dibawah ini kami mencoba memperkenalkan standar cara membuat sepatu lukis untuk pemula:

Langkah pertama adalah pemilihan jenis sepatu , usahan untuk memilih sepatu yang berbahan kanvas, tidak terlalu banyak tekstur dan jika bisa yang masih baru

Langkah kedua, persiapkan perlatan yang dibutuhkan diantranya:  Kuas berukuran 10, Kuas berukuran 00, Waterproof Paint Marker, Palet plastik, Cat Akrilik, Pylox Glossy Varnish

langkah ketiga, proses membuat sepatu lukis, dimulai dari menuangkan cat akrilik putih ke palet. Kemudian Lapisi cat tersebut keseluruh bagian kanvas dari sepatu dengan cat akrilik putih memakai kuas nomor 10.

Setelah proses pelapisan dasar telah selesai, berlajut kepda proses penggambaran, disini ide dan kreatifitas dibutuhkan terutama dalam membuat sketsa.

Apabila sketsa pada sepatu lukis telah selesai anda tinggal memberikan warna sepatu lukis tersebut. Pada proses pewarnaan atau pengecatan sebaiknya menggunakan  kuas nomor 00 untuk detail yang kecil.

Langkah keempat adalah proses pengeringan, diamkan sepatu lukis yang telah anda kerjakan mengering, biasanya diperlukan waktu sekitar 12 jam setelah itu gunakan Pylox Glossy Varnish yang tadi sudah kamu sediakan dan semprotkan ke seluruh permukaan yang di gambar. (jangan terlalu tebal dan terlalu tipis)


Note: Agar hasil pengecetan lebih maksimal jemur dibawah sinar matahari selam 2 jam.

Selamat Mecoba

Sejarah Sepatu

SejarahPara ahli sejarah memperkirakan bahwa sepatu pertama kali dibuat pada zaman Es atau sekitar 5 juta tahun lalu. Sepatu itu dibuat dari kulit hewan. Sepatu primitif (kuno) dalam jumlah besar pernah ditemukan di pedalaman Missouri, Amerika Serikat (AS). Diperkirakan sepatu itu berasal dari 8000 Sebelum Masehi (SM). Sepatu lainnya juga pernah ditemukan di pegunungan Prancis dan  beraskemungkinanal dari 3300

Selain dari kulit binatang, ada juga sepatu yang terbuat dari rumput atau semak. Gunanya, untuk melindungi kaki dari teriknya sinar matahari atau dinginnya suhu. Selain di Missouri, ditemukan juga alas kaki yang berasal dari peradaban Mesir Kuno, Viking, dan China kuno.

Alas kaki yang berasal dari Mesir Kuno, berhiaskan gambar yang sangat indah. Alas kaki tersebut merupakan milik raja Mesir. Alas kaki pada saat itu digunakan untuk menunjukkan status sosial penggunanya. Di zaman itu, hanya para bangsawan dan orang-orang kayalah yang mampu untuk memakai sepatu.

SEJARAH SEPATU KANVAS LUKIS

Dewasa ini banyak sekali model sepatu dari sepatu pantofel (sepatu resmi yang biasanya terbuat dari kulit) hingga sepatu kanvas atau sering disebut dengan sepatu kets. Terlebih lagi anak muda pada jaman dulu hingga sekarang lebih cenderung menyukai sepatu kanvas, karena selain nyaman dipakai, murah, dan lebih telihat santai. Sepatu kanvas itu sendiri sebenarnya lahir pada tahun 1917 pada waktu Perang Dunia I. Karena perang, untuk membuat riding-boots (yang seharusnya terbuat dari kulit), pelana, seragam, dan sebagainya, hanya tersedia kanvas dan karet yang harganya lebih murah. Si penemu sepatu kanvas yang asli mencoba berbagai metode yang rumit dan membingungkan untuk membuat ikatan yang sempurna antara kanvas dan karet. Namun sayangnya dia tidak berhasil bagaimana cara untuk mengikatkan antara kanvas dan karet tersebut. Dia pun sangat kecewa dan melemparkan kanvas dan karet ke dalam kompor. Ternyata, karet tervulkanisir (mencair) dalam kompor dan saling berikatan sempurna dengan kanvas.  

   Sepatu kanvas pertama di dunia bernama Converse All Star. Sepatu ini kuat dan tahan lama, bahkan dicuci di dalam mesin cuci pun tidak apa-apa. Pada abad ke-20, tahun 60-an, bagi anak muda pada jaman itu, sepatu kanvas yang murah dan jins menjadi simbol treason dan hippie spirit. The Beatles pada film "Yellow Submarine" menjadi inspirasi bagi para desainer untuk membuat grafiti di sepatu kanvas. 
Gambar sepatu kanvas keluaran Converse All Star
Tahun 70-an, 80-an, hingga era pemulihan ekonomi setelah Perang Dunia II, semua jenis kegiatan olahraga mulai berkembang. Karenanya, mulailah bermunculan berbagai macam merek olahraga (yang tentunya memproduksi sepatu kanvas), seperti PONY, VANS, dll. Dan di awal abad ke-21, merk-merk ini terus memuncak. Mereka mempunyai ide-ide yang bisa untuk menambah cita rasa fashion juga memuaskan selera konsumennya. Salah satu caranya yaitu dengan membuat "sepatu kanvas" dari bahan bukan kanvas, seperti horse hair, kulit, suede, denim, dan corduroy.

   Seiring dengan berkembangnya jaman, sepatu kanvas kemudian dimodifikasi menjadi painted canvas shoes (sepatu kanvas lukis). Yang menarik, tren sepatu lukis kanvas ternyata sudah ada sejak tahun 1990-an, di negeri ‘Paman Sam’. Di Amerika Serikat, tepatnya di kota New York sepatu kanvas akrab dikenal dengan nama sneakers. Sneakers sendiri sudah dimodifikasi berawal dari street art, seni yang dekat dengan keseharian kita atau seni jalanan. Yang mempopulerkan sepatu kanvas lukis ini adalah para penari breakdance yang memakai sport shoes yang digambar oleh mereka sendiri. Kemudian customing shoes menjadi semakin populer. Sampai-sampai sepatu tidak hanya digambar, namun bentuknya dimodifikasi ada yang disablon bahkan dibordir. Sejumlah seniman sneaker seperti Arks dan Tutu menjadi orang-orang yang kerap mempopulerkan sepatu ini. Arks dan Tutu bergabung dalam ‘Sneakers Whothinkfamous’. Tutu dan Arks memilih sepatu untuk dilukis (canvas shoes paint).

   Di negara Asia, tren paint shoes ini berawal di Singapura. Adalah Chee desainer (shoe fetish) yang juga bekerja sebagai akuntan yang mengawali tren sepatu lukis kanvas ini. Chee membuat shoes karya-karyanya ini dalam jumlah yang terbatas alias dibuat hanya satu buah tiap pasangnya. Jadi, tak akan ada kejadian red carpet fiasco, dimana tetangga sebelah juga pakai sepatu yang sama. Chee memberi nama hasil karyanya dengan nama ‘Minou’ yang artinya kucing. Minou menjadi terkenal di Singapura tahun 2005-an.
Gambar jenis sepatu kanvas

Gambar sepatu kanvas lukis
Di Indonesia sendiri tren sneaker dimotori oleh kota Bandung sekitar awal tahun 2000. Bandung yang terkenal dengan kota fashionnya Indonesia menjadikan para remaja mengkiblatkan fashion mereka pada kota yang berjulukan Paris Van Java ini. Terlebih lagi dengan hadirnya sepatu kanvas yang dihiasi dengan lukisan berwarna-warni.